Minggu, 26 April 2015





KATA PENGANTAR

                             Segala puji syukur kehadirat Tuhan YME,Allah SWT sehingga kita bisa dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas Makalah ini disusun berdasarkan sumber referensi yang ada. Dalam Makalah ini kami mencoba menjelaskan tentang pengaplikasian vektor dalam bidang teknik elektro.

                             Harapan tim penulis agar isi makalah ini dapat bermanfaat untuk penunjang belajar,terutama untuk bidang teknik elektro. Kami sangat menerima saran dan masukan agar dapat memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah ini.














                                                                                                                  Bekasi, 29 April 2015


                                                                                                                          Tim Penulis 
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

DEFINISI KEINDAHAN........................................................................... 1
NILAI EKSTRINSIK DAN INSTRINSIK................................................ 2
DEFINISI PENDERITAAN....................................................................... 2
DEFINISI SIKSAAN.................................................................................. 3
DEFINISI RENUNGAN............................................................................ 3
DEFINISI PHOBIA.................................................................................... 3
PENDAPAT KAMI TENTANG PENDERITAAN................................... 6











Definisi keindahan
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Khalil Gibran mengungkapkan bahwa Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
Menurut Baumgarten adalah Keindahan adalah keselur uhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata itu ber asal dar i bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”.
Dapat membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah
Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus. Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.








Nilai Ekstrinsik Dan Instrinsik
  • Nilai ekstrinsik
            Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
  • Nilai intrinsik
            Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
            Pengelompokan-pengelompokan pengertian keindahan dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis)
Selanjutnya adalah pengertian nilai ekstrinsik dan intrinsik dalam keindahan. Nilai intrinsik adalah nilai yang lebih kepada penilaian berdasarkan pada apa yang terlihat saja oleh mata dan imajinasi seseorang, tanpa mempertimbangkan aspek lain. Dengan kata lain nilai intrinsik adalah nilai-nilai yang berasal dari penilaian panca indera yang hanya berdasarkan pada logika. Nilai ekstrinsik adalah nilai-nilai yang tidak dapat dinilai oleh panca indera, berkenaan aspek kejiwaan, filsafat atau psikologi, serba noumena, transendental. Nilai ekstrinsik hanya bisa dirasai oleh jiwa, intuisi dan naluri dengan pendekatan ilmu, filsafat, kebudayaan dan sisi pribadi individu.

Contoh kasus :
IBU

Ibu kau mengandung 9 bulan
sampai engkau melahirkanku dengan susah payah
engkau merawatku sampai aku tumbuh besar
engkau juga merawatku tampa pamri
dan engkau juga merawatku dengan penuh kasih sayang

Ibu kau mengajariku berjalan sampai aku bisa berjalan
engkau juga mengajariku berbicara sampai aku bisa
Ibu kau bagaikan malaikatku
dikala aku sedih engkau selalu ada untuk menghiburku

Ibu.. aku juga merasa engkaulah pahlawanku
setiap aku kesusahan engkau selalu ada untuk membantuku
Ibu... bekerja keras
untuk menafkahiku
ibu... terima kasih atas pengorbananmu
yang engkau berikan kepada ku
Ibu...

Pembahasan:
Kasih sayang ibu memang tak terkirah,ibu adalah orang yang telah melahirkan kita.
yang merawat,membesarkan kita penuh dengan kasih sayang yang amat besar.
ibu tak pernah mengharapkan imbalan apapun kepada kita untuk membalas kasih sayang
yang diberikannya terhadap kita. Dikala kita sedih  ibulah orang yang selalu ada untuk kita , memberikan kita semangat dan membuat kita bangkit kembali dari keterpurukan, beliaulah orang yang selalu ada untuk kita  , kasih sayang ibu sepanjang masa.







Definisi Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis,penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendatangkan rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut. Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan datang menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu datang menyerangnya. Kedua rasa itu termasuk penyakit batin manusia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.
B. Sebab-sebab Penderitaan
Penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaab / azab tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
b. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita, mislalnya :
• Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap dan disiksa oleh majikanya seharusnya majikan yang biadab itu diganjaran dengan hukuman penjara oleh pengadilan negri supaya perbuatan itu dapat di perbaiki dan pembantu yang telah menderita itu bisa dipulihkan
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkuangan juga menyebabkan penderitaan manusia, misalnya :
• Musibah banjir dan tanah longsor bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian pohon-pohot dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur
C. Penderitaan, Media Massa, dan Seniman
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bemama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie Hangara”.
D. Pengaruh Penderitaan
Dapat berupa kekecewaan, duka, kesedihan, kekacauan hati dan fikiran. Pengaruh penderitaan juga dapat berupa perubaahn pola berfikir seseorang, perubahan tingkah laku, serta pandangan hidup seseorang. Tidak dapat dipungkiri jika suatu penderitaan yang di alami oleh setiap orang, masih banyak yang berpandangan bahwa penderitaan hanya membawa dampak buruk atau pengaruh buruk bagi mereka. Tanpa disadari jika mereka berusaha berfikir dan menggali makna dari penderitaan tersebut sebenarnya memiliki suatu arti berupa pelajaran bagi setiap individu tersebut.
E. Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan pasti di alami oleh setiap individu. Namun, jika individu tersebut tidak mencoba berjuang untuk bangkit dari keterpurukan, hanya depresi dan kekalutan yang akan terus dirasakan. Salah satu cara untuk terlepas dari keterpurukan adalah dengan cara berjuang melewati keterpurukan tersebut. Tetapi, ingin berjuang untuk bangkit dari keterpurukan atau tidak, itu tergantung dari setiap individu itu sendiri yang mengalami penderitaan tersebut.
Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, selelu berfikir positif, dan tetap bersemangat menjalani kehidupan, merupakan contoh-contoh tindakan untuk terlepas dari hal-hal atau dampak suatu penderitaan. Walaupun tidak mudah untuk bangkit dari penderitaan, namun jika terus berjuang, terus mencoba untuk bangkit pasti akan dapat terlepas dari dampak penderitaan tersebut.
DEFINISI SIKSAAN
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
4 Siksaan Bersifat Psikis :
• Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
• Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia.
• Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.
• Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia
CONTOH-CONTOH SIKSAAN :
1. Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.
2. Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
G. KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental
adalah :
• Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
• Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
• Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bais jasmana maupun rokhani
• Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
• Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
a. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social
b. Terjadinya konflik sosial budaya
c. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
Bentuk frustasi antara lain :
1. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
2. Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
3. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
4. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
5. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. orang yang terlalu mengejar materi
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. kota – kota besar
5. orang yang tidak beragama
HAL-HAL POSITIF YANG DAPAT DITERAPKAN SEHARI-HARI KARENA RINGKASAN INI :
1. Tabah dengan penderitaan yang sedang dialami, tidak pantang menyerah
2. Selalu bersyukur dengan apa yang telah kita dapat
3. Selalu membantu orang lain yang mendapatkan penderitaan
4. Tidak membesar-besarkan penderitaan
5. Selalu memiliki pengetahuan yang luas dalam hal penderitaan
6. Selalu positive thinking dengan apa yang kita dapat
7. Membuat penderitaan itu merupakan sesuatu yang positif untuk kita dan menjadi bangkit dari keterpurukan
8. Selalu memakai pikiran kita dengan baik
9. Membuat penderitaan itu merupakan berkat dari Tuhan sebagai pikiran bahwa dengan penderitaan hidup dapat menjadi lebih berwarna. Tidak hanya rasa manis saja tetapi rasa pahit, asin, gurih, asam yang ada di dalam kehidupan kita
HAL-HAL NEGATIF YANG HARUS DIJAUHI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KARENA RINGKASAN INI :
1. Jangan berfikir negatif tentang penderitaan yg kita hadapi
2. Jangan selalu melihat bahwa rumput di halaman orang lain lebih hijau dari pada rumput di halaman rumah kita maksudnya Jangan melihat bahwa kehidupan orang lain lebih indah daripada hidup kita, sebenarnya tanpa disadari hidup kita sudah indah
3. Jangan terlalu lama terpuruk dalam penderitaan
4. Jangan perpikiran negatif tentang penderitaan yg kita hadapi, anggap saja itu cobaan yang akan indah akhirnya.
5. Jangan selalu menilai bahwa hidup kita ini menderita, karena penderitaan itu adalah relatif. Maksudnya bahwa apa yang kita pikirkan tentang pengertian penderitaan itu pasti berbeda dengan pengertian dari orang lain
6. Jangan selalu berpikir bahwa orang yang menderita adalah orang yang tidak dapat berbuat apa-apa. Bangkitlah dengan penderitaan itu, tidak semua orang pernah mendapatkan penderitaan yang sama denganmu
7. Jangan pernah menilai bahwa penderitaan adalah pemberian dari Tuhan. Penderitaan adalah kita sendiri yang membuatnya. Kita yang menuai kita yang mendapatkan hasilnya
8. Jangan melampiaskan rasa kecewa karena penderitaan yang kita hadapi kepada orang lain
9. Jangan pernah menyusahkan orang lain
10. Jangan bersikap tidak peduli dengan penderitaan orang lain.




DEFINISI Renungan
Renungan
     Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori.
Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan. Teori metafisik dan teori psikologik. 
 Teori Pengungkapan 
           Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutarna bertalian dengan apa yang dialarni oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf ltalia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalarn bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sarna dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperole hmelalui penghayatan tentang hal-hal individuil yang menghasilkan garnbaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud pelbagai garnbaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalarn dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalarn garnbaran angan-angan.

       Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalarninya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak,garis, warna, suardan bentuk yang diungkapkan dalarn kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sarna.

Teori Metafisik
          Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dati Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). lni sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakancerminansemu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dad realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi, asli dan indah sempuma ciptaan Tuhan. Kemudian dalarn dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhimya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalarn sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan adalah suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dati negara Republik yang ideal menurut Plato.

          Dalarn jarnan modem suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisis dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemaharnan terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara. Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan itu. Selanjutnya ide-ide itu mempunyai perwujudan sebagai benda-benda khusus. Pengetahuan sehari-hari adalah pengetahuan praktis yang berhubungan dengan benda-benda itu. Tapi ada pengetahuarr yang lebih tinggi kedudukannya, yakni yang diperoleh bilamana pikiran diarahkan kepada ide-ide dan merenungkannya demi ide-ide itu sendiri. Dengan melalui perenungan semacam ini lahirlah karya seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.

Teori Psikologis
      Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.

       Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori perrnainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam perrnainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi Spencer, permainan itu berperanan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan. Seseorang yang semakin meningkat taraf kehidupannya tidak memakai habis energinya untuk keperluan sehari-hari, kelebihan Tenaga itu lalu menciptakan kebutuhan dan kesempatan untuk melakukan rangkaian permainan Yang imaginatif dan kegiatan yang akhimya menghasilkan karyaseni. Teori permainan tentang seni tidak sepenuhnya diterima oleh para ahli estetik. Kebel’3tan pokok yang dapat diajukan ialah bahwapermainan merupakan suatu kreasi, padahal seni adalahkegiatan yang seriusdan pada dasamya kreatif.

         Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia. Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda yang dilambangkan disebut iconic sign (tanda serupa), misalnya tanda lalu lintas yang memperingatkan jalan yang berbelok-belok dengan semacam huruf Z adalah suatu tanda yang serupa atau mirip dengan keadaan jalan yang dilalui. Menurut teori penandaan itu karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya. Sebagai contoh sebuah lagu dengan irama naik turun dan alunan cepat lambat serta akhimya berhenti adalah simbol atau tanda dari kehidupan manusia dengan pelbagai perasaannya yang ada pasang atau surut serta tergesa-gesa atau santainya dan ada akhimya.




DEFINISI Phobia
Apa itu Phobia atau Fobia??? Mungkin sebagian besar kalian udah sering mendengar istilah tersebut. Dan saat ditanya pertanyaan seperti itu, mungkin bisa kalian jawab tapi apakah sudah lengkap penjelasan kalian. Nah, karena dari itu, kali ini gue mau share mengenai Phobia/Fobia selengkap mungkin yang bisa gue dapatkan dari browsing…. :D
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates. Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian yang dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses).

Selain itu, pengertian lainnya Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal. Bagi sebagian orang perasaan takut seorang pengidap phobia sulit dimengerti. Maka dari itu sering kali penderita phobia menjadi bulan-bulanan diantara teman-temannya. Banyak orang yang salah mengartikan antara phobia dan rasa takut. Jika anda merasa takut terhadap suatu hal maka anda akan berusaha untuk melindungi diri, sedangkan pada phobia rasa takut tersebut akan menguasai penderita dan membuat si penderita menjadi lemah. Dalam keadaan normal setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan rasa takut. Tapi jika seseorang tersebut terus menerus merasakan ketakutan berlebihan hal ini akan menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi merupakan suatu keadaan mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan karena ketidak mampuan seseorang dalam mengendalikan perasaan takutnya. 
Seseorang yang mengalami fiksasi akan mengalami kesulitan emosi dikemudian harinya. Hal ini dikarenakan ia tidak memiliki saluran pelepasan emosi yang tepat. Kecemasan yang tidak diatasi lebih awal akan berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif terus menerus ditekan kembali ke alam bawah sadarnya. 
Menurut para ahli phobia dibagi menjadi 3 macam, yaitu : 
a. Agoraphobia : Takut akan tempat ramai. Nama agora ini diambil dari nama pasar dan balai pertemuan di jaman Yunani Kuno. Mereka yang menderita phobia biasanya akan merasa  cemas saat berada ditengah kerumunan orang. Jika orang yang ada disekitarnya semakin banyak, maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. Maka dari itu penderita agoraphobia ini lebih suka menyendiri.
b. Social Phobia : Takut bertemu orang. Pengidap social phobia ini tidak sama dengan pemalu. Namun lebih kepada rasa takut yang begitu besar yang dirasakan saat bertemu orang lain. Ketakutan ini meliputi rasa takut bahwa orang lain akan menilai fisiknya buruk, ia tidak akan bisa bicara baik depan orang lain, dan sebagainya. 
c. Specific Phobia : Ketakutan terhadap beberapa hal yang lebih spesifik. Seperti misalnya takut pada ketinggian, takut akan petir, takut akan hewan tertentu, takut berada diruang sempit, dan takut pada kegelapan. 
Disini kita ambil contoh suatu kasus seseorang yang mengidap specific phobia terhadap ketinggian. Sebenarnya phobia pada ketinggian merupakan rasa takut yang masih bisa dijelaskan secara logis. Karena pada saat berada di suatu tempat yang memiliki ketinggian cukup mengkhawatirkan perasaan takut akan keselematan dirinya akan muncul. Mungkin dalam benaknya terfikir jika hal buruk terjadi padanya atau ia terjatuh dari ketinggian tersebut maka keselamatan jiwanya akan terancam. Jadi phobia pada ketinggian ini masih termasuk dalam bentuk phobia yang wajar. 
Sumber:



Pendapat kami tentang penderitaan
Sebuah beban yang tidak dapat dilakukan akibat frustasi,tidak percaya diri gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam.

Kurang dan lebihnya mohon maaf,semoga bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar